Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan
bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak
menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Contohnya
adalah akulturasi kebudayaan Hindu-Budha.
Pengaruh kebudayaan Hindu
hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih
terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari
proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
Berbeda dengan asimilasi dan sintesis. Asimilasi adalah bercampurnya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis
adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya
sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan
terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain.
Selain
keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan
“perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan
dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi
budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system
pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir
ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal
baru dan toleransi terhadap perubahan.
Penyebab akulturasi dapat beraneka ragam, antara lain yaitu :
1. Bertambahnya dan berkurangnya jumlah penduduk yamg ada di setiap negara
2. Adanya revolusi yang terlalu cepat
3. Masalah yang timbul antar masyarakat
4. Adanya perubahan alam atau siklus
5. Adanya peperangan
6. Adanya pengaruh budaya dari kebudayaan asing atau luar
Hasil dari akulturasi Hindu-Budha dalam beberapa bidang :
1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial
masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian
masyarakat atas kasta.
2. Bidang Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat
Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran
dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di
Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan
oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika
dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk
maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa
secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dari dewa yang
memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat
kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun.
Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia
dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum
mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat
Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
- Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam
kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama
digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai
digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang
merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.
- Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan
didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha.
Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai
sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di
Indonesia.
- Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi
yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha.
Contoh-contohnya :
– Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
– Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
– Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
– Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
– Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
- Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi
pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut
menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama
manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia
saat ini.
5. Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia
mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek
moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong
masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak
meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek
moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu
penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam
keagamaan Hindu-Budha.
6. Seni dan Budaya
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah ini:
a. Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran
antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi
merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan
India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan
punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya
candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut
dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai
makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya
jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah
ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
b. Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief. Patung dapat kita lihat
pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta
patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan).
Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti
pada Candi Borobudur
ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana
alam Indonesia.
c. Seni Sastra dan Aksara
Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat. Periode
tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu
Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari
antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi
sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja
Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf
Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra
India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa
Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian
dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno.
Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di
kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha
sebenarnya sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya
pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi
yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha
terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam
bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.
Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota
pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu,
bangsa Indonesia yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat
transportasi kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan
Indonesia terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik
candi dari agama Hindu maupun Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama
Hindu-Budha yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu
terlihat dalam penulisan prasasti-prasastri pada batu-batu besar yang
membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi.
Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara
turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem
irigasi yang baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya
Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada relief candi yang menggambarkan
teknologi irigasi pada zaman Majapahit.
Ada beberapa contoh efek negatif dan efek positif dari adanya
pencampuran kebudayaan . Di lihat dari contoh negatif seperti cara
berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim
bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan.
Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka
warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara
menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya
bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian
bangsa. Namun ada juga efek positif dari pencampuran kebudayaan
contohnya seperti cara budaya barat mengatur waktu . Menurut budaya
barat
Time is Money . Orang barat disiplin terhadap waktu . Berbeda dengan orang Indonesia yang lebih sering terlambat atau
Jam Karet . Dengan
adanya pencampuran budaya barat mengenai waktu banyak orang Indonesia
yang mulai terpengaruh untuk disiplin pada waktu . Contohnya seperti
perusahaan Indonesia yang bekerjasama dengan orang orang asing .
Perusahaan seperti ini akan lebih disiplin akan waktu bekerja .
DAMPAK POSITIF MASUKNYA BUDAYA ASING
– dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg
maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju
seperti mereka.
– adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
– terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
DAMPAK NEGATIF MASUKNYA BUDAYA ASING
– masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh
masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru biasanya yg
jelek2. Meniru perilaku yg buruk
– adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan
karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dr
luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan
budaya tsb.
– mudah terpengaruh oleh hal yg berbau barat. Generasi muda lupa akan
identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru
budaya barat.
– menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa
kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal
dgn gotong royong.