Jika Wajib Militer benar benar di berlakukan di Indonesia bukan tidak mungkin nasib warga negara Indonesia Seperti ini:
1. Kalau RUU ini gol, gak heran kalau banyak dari kamu bakal jadi gagah dan kekar.
Cewek-cewek di Indonesia mungkin bakal bangga sama cowoknya. Karena ketika pulang wamil, kamu akan (sedikit) bertransformasi menjadi sosok yang gagah perkasa seperti Gatotkaca. Latihan fisik yang kamu jalani telah menjadikanmu lelaki yang jauh lebih tangguh dari sebelumnya.2. Populasi cowok berkulit cerah di Indonesia juga bisa mulai punah.
Iya lah. Untuk tubuh yang gagah dan kekar itu ada harga yang harus kamu bayar, yaitu kulit yang menggelap. Saking gelapnya, beberapa bahkan gak bisa dibedakan mana orang dan mana bayangan. Hehehe.3. Wajib militer akan menghilangkan kebiasaan jam karetmu.
Ikutan wajib militer berarti kita digembleng untuk disiplin. Bangun ya harus bangun, makan ya harus makan, diperintah kumpul dalam 10 menit ya harus kumpul dalam 10 menit. Gak ada lagi tuh yang namanya budaya ngaret, janjian jam 10 datangnya jam 1.4. Sikap taktis bakal jadi pedoman hidupmu sehari-hari.
Kamu akan terbiasa dengan sikap taktis yang diajarkan lewat wamil dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Bersikap taktis berarti berpikir dan bertindak secara efektif dan efisien untuk mengantisipasi berbagai situasi. Contohnya, saat diperlukan, kamu bisa berpakaian lengkap dalam 2 menit, Juga, menyiagakan barang-barang yang penting agar bisa diraih secepat mungkin di sekitarmu. Penting, nih, buat warga negara Indonesia yang daerahnya rentan bencana alam.5. Mentalmu juga akan ditempa dengan mental militer.
Di tugas wamil, kamu gak cuma ditempa secara fisik, tapi juga mental. Setelah berjibaku dalam tugas wamil, gak ada lagi kamu yang manja dan penakut. Kini kamu bermetamorfosa menjadi pria yang mandiri, tangguh, dan berani.6. Sementara, para ibu dan wanita mungkin akan khawatir atas keselamatan anak lelaki atau pacar-pacarnya.
Kamu: “Ma, aku berangkat wamil dulu, ya. Mohon doa restu.” (Cium tangan.)Gimana nggak kuatir? Anak-anak mereka bakal menjalani program wamil selama 2 tahun. Dua kali lebaran gak pulang, Bro. Udah gitu, kamu bisa pula dikirim ke daerah-daerah rawan konflik yang asing dan membahayakan. Siap?
Ibu: “Hati-hati ya, Nak. Jaga diri baik-baik. Hiks.” (Meluk kamu, terus nangis sesunggukan. kamu jadi gak berangkat-berangkat, deh.)
7. Buat yang lagi kuliah: kelulusanmu bakal tertunda. Buat yang lagi tertunda kelulusannya: ah entahlah…
Demi tugas negara, yaitu wamil, kamu yang lagi menjalani kuliah pun harus siap mental untuk cuti kuliah barang sejenak. Gak papa deh, lulusnya kan “cuma” tertunda 2 tahun. Hehehe.8. yang pasti, wamil juga bisa jadi alasan kamu buat kabur dari kewajiban menggarap skripsi.
Teman: “Bro, skripsi udah sampai mana?”Nah, kalo kamu kebetulan lagi buntu ngerjain skripsi padahal udah diburu-buru dosen pembimbingmu, ikut wamil bisa jadi alasan logis tuh buat menunda skripsimu dan menghindari dosen pembimbing sampai dua tahun ke depan. Hehehe.
Kamu: “Belum kulanjutin lagi, Bro. Wamil dulu, ah. Dah.”
P.S : KALAU SAMPAI ADA WAMIL BENERAN, PLEASE SARAN INI JANGAN DITIRU.
9. Gak cuma itu, yang mau nikah muda juga terpaksa ditunda!
Karena kelulusanmu tertunda oleh wamil, otomatis masa bekerjamu juga jadi tertunda. Imbasnya, kalian yang pengen segera menikah selepas kuliah dan dapat kerjaan sepertinya harus menunda keinginan kalian tersebut. Sabar ya, Pacar!Percakapan Sebelum Ada Wamil:
Pacar: “Sayang, kapan kita nikah?”Percakapan Setelah Ada Wamil:
Kamu: “Iya, sebentar lagi….”
Pacar: “Kenapa sih, lama amat ngelamar akunya?”
Kamu: “Ngumpulin modal dulu, sayang…’kan aku baru aja mulai kerja.”
Pacar: “Sayang, kapan kita nikah?”
Kamu: “Ha, apa?”
Pacar: “Nikah…..”
Kamu: (pasang muka memelas) “Aku mau dikirim ke medan perang gini malah kamu minta nikah? Lulus kuliah juga belum, nyawa juga masih di ujung tanduk. Kamu minta nikah, Sayang? Gak pengertian banget.”
Pacar: “Emang salahku sih ya cari pacar yang belum Wamil. Ya udah deh kita putus, aku cari eks-wamil aja.”
Kamu: *LAH KOK DIPUTUSIN? WAH, STRATEGIKU GAGAL!*
10. Kamu yang udah bekerja juga harus rela absen dari perusahaan tempat kerjamu.
Demi wamil, kamu juga mesti rela meninggalkan pekerjaanmu yang sekarang kamu tekuni, baik itu kerja kantoran, jadi pengusaha, maupun jadi artis. Yah, berdoa saja mudah-mudahan karirmu baik-baik saja sepulang dari tugas wamil nanti.11. Di sisi lain, wamil mungkin bisa jadi solusi buat menurunkan tingkat kriminalitas.
Penjahat: (Nodong pake pisau.) “Heh, serahin dompet, HP, sama barang-barang berharga lu! Cepet!”Para kriminal mungkin bakal mikir dua kali untuk nodong seseorang. Salah-salah malah senjata mereka direbut lalu dihajar balik.
Kamu: “Ampun, Bang. Saya gak megang duit, baru pulang wamil.”
Penjahat: “Eh? Ya udah, gak jadi deh, Mas. Mas gak apa-apa, ‘kan? Perlu saya ongkosin buat pulang?”
12. Wamil bisa jadi alternatif buat angkatan kerja Indonesia yang jutaan jumlahnya: mereka yang menganggur bakal punya pilihan buat berkarir di militer.
Kriminalitas biasanya muncul karena terdesak dengan kebutuhan ekonomi. Nah, wamil mungkin bisa jadi solusi bagi mereka yang gak punya tujuan dan pekerjaan. Setelah ikut wamil, mereka mungkin jadi tercerahkan dan terpanggil buat membela negara sebagai tentara tetap.13. Hampir semua orang akan tahu caranya menembak senjataa dengan benar. (Tapi tetap aja wamil gak ngajarin kamu cara nembak cewek…)
Selain diajarkan bela diri, kamu juga dilatih mengenal dan menggunakan senjata genggam maupun senapan. Sayangnya, di wamil kamu gak diajarin caranya nembak cewek.14. Makanya, kamu jadi mikir dua kali kalo mau ngajak orang lain berantem.
Orang random: “Eh, sini lo! Ayo berantem!”Karena semua orang kini punya pengetahuan bela diri, kamu jadi mikir-mikir lagi kalo mau ngajak orang lain berantem atau tawuran. Soalnya, kalian dilatih keterampilan untuk membunuh. Jadi, bahaya banget kalo dipraktekkan bukan pada tempatnya.
Kamu: “Jangan macem-macem, gue udah ikut wamil.”
Orang random: “Angkatan berapa lo? Kesatuan mana?
Kamu: “Angkatan sekian dari kesatuan anu.”
Orang random: “Wah senior gue, dong. Berarti dilatih sama Pak Bambang dong, Mas?” (Mendadak sopan dan akrab.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar