Wajib militer atau seringkali disingkat sebagai
wamil
adalah kewajiban bagi seorang warga negara berusia muda terutama pria,
biasanya antara 18 - 27 tahun untuk menyandang senjata dan menjadi
anggota tentara dan mengikuti pendidikan militer guna meningkatkan
ketangguhan dan kedisiplinan seorang itu sendiri. Wamil biasanya
diadakan guna untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan, keberanian
dan kemandirian seorang itu dan biasanya diadakan wajib untuk pria
lelaki. Yang harus wamil biasanya adalah warga pria. Warga wanita
biasanya tidak diharuskan wamil, tetapi ada juga negara yang
mewajibkannya, seperti di Israel
, Korea Utara dan Suriname. Mahasiswa juga biasanya tidak perlu ikut wamil. Beberapa negara juga memberi alternatif tugas nasional (Layanan Alternatif)
bagi warga yang tidak dapat masuk militer karena alasan tertentu
seperti kesehatan, alasan politis, atau alasan budaya dan agama.
Jika Wajib Militer benar benar di berlakukan di Indonesia bukan tidak mungkin nasib warga negara Indonesia Seperti ini:
1. Kalau RUU ini gol, gak heran kalau banyak dari kamu bakal jadi gagah dan kekar.
Jadi tegap, gagah, dan kekar.
Cewek-cewek
di Indonesia mungkin bakal bangga sama cowoknya. Karena ketika pulang
wamil, kamu akan (sedikit) bertransformasi menjadi sosok yang gagah
perkasa seperti Gatotkaca. Latihan fisik yang kamu jalani telah
menjadikanmu lelaki yang jauh lebih tangguh dari sebelumnya.
2. Populasi cowok berkulit cerah di Indonesia juga bisa mulai punah.
Kulit cowok-cowok bakal menggelap.
Iya
lah. Untuk tubuh yang gagah dan kekar itu ada harga yang harus kamu
bayar, yaitu kulit yang menggelap. Saking gelapnya, beberapa bahkan gak
bisa dibedakan mana orang dan mana bayangan. Hehehe.
3. Wajib militer akan menghilangkan kebiasaan jam karetmu.
Yang kayak gini makin jarang.
Ikutan
wajib militer berarti kita digembleng untuk disiplin. Bangun ya harus
bangun, makan ya harus makan, diperintah kumpul dalam 10 menit ya harus
kumpul dalam 10 menit. Gak ada lagi tuh yang namanya budaya ngaret,
janjian jam 10 datangnya jam 1.
4. Sikap taktis bakal jadi pedoman hidupmu sehari-hari.
Kamu
akan terbiasa dengan sikap taktis yang diajarkan lewat wamil dan
menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Bersikap taktis berarti berpikir
dan bertindak secara efektif dan efisien untuk mengantisipasi berbagai
situasi. Contohnya, saat diperlukan, kamu bisa
berpakaian lengkap dalam 2 menit,
Juga, menyiagakan barang-barang yang penting agar bisa diraih secepat
mungkin di sekitarmu. Penting, nih, buat warga negara Indonesia yang
daerahnya rentan bencana alam.
5. Mentalmu juga akan ditempa dengan mental militer.
Di
tugas wamil, kamu gak cuma ditempa secara fisik, tapi juga mental.
Setelah berjibaku dalam tugas wamil, gak ada lagi kamu yang manja dan
penakut. Kini kamu bermetamorfosa menjadi pria yang mandiri, tangguh,
dan berani.
6. Sementara, para ibu dan wanita mungkin akan khawatir atas keselamatan anak lelaki atau pacar-pacarnya.
Rasanya beraaaat banget melepas kamu pergi.
Kamu: “Ma, aku berangkat wamil dulu, ya. Mohon doa restu.” (Cium tangan.)
Ibu: “Hati-hati ya, Nak. Jaga diri baik-baik. Hiks.” (Meluk kamu, terus nangis sesunggukan. kamu jadi gak berangkat-berangkat, deh.)
Gimana
nggak kuatir? Anak-anak mereka bakal menjalani program wamil selama 2
tahun. Dua kali lebaran gak pulang, Bro. Udah gitu, kamu bisa pula
dikirim ke daerah-daerah rawan konflik yang asing dan membahayakan.
Siap?
7. Buat yang lagi kuliah: kelulusanmu bakal tertunda. Buat yang lagi tertunda kelulusannya: ah entahlah…
Demi
tugas negara, yaitu wamil, kamu yang lagi menjalani kuliah pun harus
siap mental untuk cuti kuliah barang sejenak. Gak papa deh, lulusnya
kan “cuma” tertunda 2 tahun. Hehehe.
8. yang pasti, wamil juga bisa jadi alasan kamu buat kabur dari kewajiban menggarap skripsi.
Teman: “Bro, skripsi udah sampai mana?”
Kamu: “Belum kulanjutin lagi, Bro. Wamil dulu, ah. Dah.”
Nah,
kalo kamu kebetulan lagi buntu ngerjain skripsi padahal udah
diburu-buru dosen pembimbingmu, ikut wamil bisa jadi alasan logis tuh
buat menunda skripsimu dan menghindari dosen pembimbing sampai dua tahun
ke depan. Hehehe.
P.S : KALAU SAMPAI ADA WAMIL BENERAN,
PLEASE SARAN INI JANGAN DITIRU.
9. Gak cuma itu, yang mau nikah muda juga terpaksa ditunda!
Karena
kelulusanmu tertunda oleh wamil, otomatis masa bekerjamu juga jadi
tertunda. Imbasnya, kalian yang pengen segera menikah selepas kuliah
dan dapat kerjaan sepertinya harus menunda keinginan kalian tersebut.
Sabar ya, Pacar!
Percakapan Sebelum Ada Wamil:
Pacar: “Sayang, kapan kita nikah?”
Kamu: “Iya, sebentar lagi….”
Pacar: “Kenapa sih, lama amat ngelamar akunya?”
Kamu: “Ngumpulin modal dulu, sayang…’kan aku baru aja mulai kerja.”
Percakapan Setelah Ada Wamil:
Pacar: “Sayang, kapan kita nikah?”
Kamu: “Ha, apa?”
Pacar: “Nikah…..”
Kamu:
(pasang muka memelas) “Aku mau dikirim ke medan perang gini malah kamu
minta nikah? Lulus kuliah juga belum, nyawa juga masih di ujung tanduk.
Kamu minta nikah, Sayang? Gak pengertian banget.”
Pacar: “Emang salahku sih ya cari pacar yang belum Wamil. Ya udah deh kita putus, aku cari eks-wamil aja.”
Kamu: *LAH KOK DIPUTUSIN? WAH, STRATEGIKU GAGAL!*
10. Kamu yang udah bekerja juga harus rela absen dari perusahaan tempat kerjamu.
Demi
wamil, kamu juga mesti rela meninggalkan pekerjaanmu yang sekarang kamu
tekuni, baik itu kerja kantoran, jadi pengusaha, maupun jadi artis.
Yah, berdoa saja mudah-mudahan karirmu baik-baik saja sepulang dari
tugas wamil nanti.
11. Di sisi lain, wamil mungkin bisa jadi solusi buat menurunkan tingkat kriminalitas.
Penjahat: (Nodong pake pisau.) “Heh, serahin dompet, HP, sama barang-barang berharga lu! Cepet!”
Kamu: “Ampun, Bang. Saya gak megang duit, baru pulang wamil.”
Penjahat: “Eh? Ya udah, gak jadi deh, Mas. Mas gak apa-apa, ‘kan? Perlu saya ongkosin buat pulang?”
Para
kriminal mungkin bakal mikir dua kali untuk nodong seseorang.
Salah-salah malah senjata mereka direbut lalu dihajar balik.
12.
Wamil bisa jadi alternatif buat angkatan kerja Indonesia yang jutaan
jumlahnya: mereka yang menganggur bakal punya pilihan buat berkarir di
militer.
Kriminalitas
biasanya muncul karena terdesak dengan kebutuhan ekonomi. Nah, wamil
mungkin bisa jadi solusi bagi mereka yang gak punya tujuan dan
pekerjaan. Setelah ikut wamil, mereka mungkin jadi tercerahkan dan
terpanggil buat membela negara sebagai tentara tetap.
13.
Hampir semua orang akan tahu caranya menembak senjataa dengan benar.
(Tapi tetap aja wamil gak ngajarin kamu cara nembak cewek…)
Selain
diajarkan bela diri, kamu juga dilatih mengenal dan menggunakan
senjata genggam maupun senapan. Sayangnya, di wamil kamu gak diajarin
caranya nembak cewek.
Padahal itu juga penting.
14. Makanya, kamu jadi mikir dua kali kalo mau ngajak orang lain berantem.
Orang random: “Eh, sini lo! Ayo berantem!”
Kamu: “Jangan macem-macem, gue udah ikut wamil.”
Orang random: “Angkatan berapa lo? Kesatuan mana?
Kamu: “Angkatan sekian dari kesatuan anu.”
Orang random: “Wah senior gue, dong. Berarti dilatih sama Pak Bambang dong, Mas?” (Mendadak sopan dan akrab.)
Karena
semua orang kini punya pengetahuan bela diri, kamu jadi mikir-mikir
lagi kalo mau ngajak orang lain berantem atau tawuran. Soalnya, kalian
dilatih keterampilan untuk membunuh. Jadi, bahaya banget kalo
dipraktekkan bukan pada tempatnya.
15. Diterapkannya Wajib Militer membuatmu memiliki jiwa korsa yang tinggi.
Jiwa
korsa berarti semangat solidaritas, senasib, dan sepenanggungan antara
anggota kelompok, khususnya prajurit. Makanya, kamu yang sudah mengenyam
wamil bakal punya rasa keterikatan dengan sesama taruna wamil. Jadi,
mereka gak akan sombong, apalagi sok jagoan, karena semua cowok sudah
ditempa dengan cara yang sama.
16. Dengan pendidikan bela negara, kamu jadi punya semangat nasionalisme yang besar terhadap Indonesia.
Ini
nih yang paling penting. Dengan mengikuti pendidikan militer, kamu
diharapkan bakal punya rasa nasionalisme yang besar, sehingga kamu lebih
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Selain
itu, kamu juga tidak lagi mengotak-kotakkan sesama berdasarkan suku,
etnis, maupun agama.
17. Jadi, apakah kamu sepakat dengan wacana
bela negara diterapkan? Jika pada satu saat bela negera menjelma jadi
wajib militer, gimana?
Sepakat dengan wamil?
Kebijakan
wamil (kalau pun ada) bagi warga negara Indonesia tentu ada nilai
positif dan negatifnya. Kalo dilihat dari sudut pandang cowok, kayaknya
sih bakal menarik kalo wamil benar-benar diterapkan di Indonesia,
soalnya
macho banget aja.